10 november 2011 ? apa yang ada dibenak kalian ketika mendengar hal tersebut ?
mudah-mudahan jawabannya bukanlah hari sial dimana kalian lupa bawa ongkos buat naek angkot yang tampang sopirnya galak minta ampun dengan kumis yang super tebel kayak suaminya inul daratista, sampe-sampe kalian terpaksa nitipin KTP buat jaminan *amit-amit*
mudah-mudahan jawabannya bukanlah hari sial dimana kalian lupa bawa ongkos buat naek angkot yang tampang sopirnya galak minta ampun dengan kumis yang super tebel kayak suaminya inul daratista, sampe-sampe kalian terpaksa nitipin KTP buat jaminan *amit-amit*
Sekedar mengingatkan bahwa hari tersebut, kita memperingati Hari Pahlawan Nasional Indonesia ke-66
ada banyak kegiatan yang dilakukan untuk mengenang perjuangan para pahlawan, salah satunya yang terjadi di Surabaya yaitu 60 Detik untuk Pahlawan *jadi pengen liburan ke Surabaya lagi*
Seluruh warga Surabaya harus menghentikan kendaraan, mematikan mesin selama waktu itu. Mengheningkan cipta selama 60 detik yang dilakukan serentak pukul 08.15
Sebenarnya 60 detik merupakan waktu yang relatif singkat untuk mengenang jasa para pejuang kemerdekaan di Hari Pahlawan.
Seluruh warga Surabaya harus menghentikan kendaraan, mematikan mesin selama waktu itu. Mengheningkan cipta selama 60 detik yang dilakukan serentak pukul 08.15
Sebenarnya 60 detik merupakan waktu yang relatif singkat untuk mengenang jasa para pejuang kemerdekaan di Hari Pahlawan.
Memang pada era globalisasi saat ini, para pemuda di Indonesia tidak seantusias dan seheroik masa lalu dalam melakukan perjuangan menghadapi kolonialisme asing.
Hal itu dikarenakan kita sudah telena akan kenikmatan yang sudah menyihir kita, sehingga banyak sekali para pemuda yang bersifat acuh terhadap bangsa ini. Kita menjadi mandul dalam berkarya. Kita sudah terbelenggu oleh kebebasan yang telah direbut oleh para pejuang tempo dulu. Sangat sulit menemukan pemuda-pemudi yang mampu memberikan inspirasi dengan karya yang mereka buat. Kalaupun itu ada, itu pun hanya segelintir orang, ingat hanya segelintir orang !
Hal itu dikarenakan kita sudah telena akan kenikmatan yang sudah menyihir kita, sehingga banyak sekali para pemuda yang bersifat acuh terhadap bangsa ini. Kita menjadi mandul dalam berkarya. Kita sudah terbelenggu oleh kebebasan yang telah direbut oleh para pejuang tempo dulu. Sangat sulit menemukan pemuda-pemudi yang mampu memberikan inspirasi dengan karya yang mereka buat. Kalaupun itu ada, itu pun hanya segelintir orang, ingat hanya segelintir orang !
Inilah peranan kita dalam melanjutkan perjuangan para pahlawan,
kita tidak harus membawa bambu runcing untuk melawan kolonialisme asing yang membelenggu, yang harus kita lakukan adalah mengembangkan kreatifitas untuk berkarya. Tidak ada kata terlambat untuk berubah Indonesia untuk lebih maju
"Terima Kasih Pahlawanku, Saya Siap Melanjutkan Perjuanganmu"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar